Minggu, 30 Mei 2010

Sebab-Sebab Penghapus Dosa

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu
mengatakan:
“Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika
seorang hamba bertaubat, Allah k akan
mencintainya. Derajatnya akan diangkat
disebabkan taubatnya.
Sebagian salaf mengatakan: ‘Dahulu setelah Nabi
Dawud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya lebih
baik dibandingkan sebelum terjatuh dalam
kesalahan. Barangsiapa yang ditakdirkan untuk
bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id
ibnu Jubair radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya
seorang hamba yang melakukan amalan kebaikan,
bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu
akan memasukkannya ke dalam neraka. Bisa jadi
pula seorang hamba melakukan amalan kejelekan
akan tetapi membawa dirinya masuk ke dalam
surga. Hal itu karena ia membanggakan amalan
kebaikannya. Sebaliknya, hamba yang terjatuh ke
dalam kejelekan membawa dirinya untuk meminta
ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta ’ala,
kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuni kesalahan-kesalahannya.”
Telah disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ
“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-
amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”
Sesungguhnya kesalahan/dosa seorang mukmin
akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai
berikut:
1. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuninya. Karena seseorang yang
bertaubat dari sebuah dosa seperti orang yang
tidak memiliki dosa.
2. Meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa
Ta ’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengampuninya.
3. Mengerjakan amalan-amalan kebaikan, karena
amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan
amalan-amalan kejelekan.
4. Mendapatkan doa dari saudara-saudaranya yang
beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya
ketika masih hidup dan sesudah meninggal.
5. Mendapatkan hadiah pahala dari amalan-amalan
saudara-saudaranya yang beriman agar Allah
Subhanahu wa Ta ’ala memberikan manfaat
kepadanya dari hadiah tersebut. 6. Mendapatkan
syafaat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Mendapatkan musibah-musibah di dunia ini
yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
8. Mendapatkan ujian-ujian di alam barzakh yang
akan menghapus dosa-dosanya.
9. Mendapatkan ujian-ujian di padang Mahsyar
pada hari kiamat yang akan menghapuskan dosa-
dosanya.
10. Mendapatkan rahmat dari Arhamur Rahimin,
Allah Subhanahu wa Ta ’ala.
Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab
dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-
dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada
dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa
Ta ’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ
أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ
إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا
فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ
ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini
adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya
untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu.
Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan
hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang
mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia
mencela kecuali kepada dirinya sendiri. ”
(Diambil dari Risalah Tuhfatul ‘Iraqiyah fi A’malil
Qalbiyyah hal. 32-33, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullahu)

Profil

Citayam (Ds: Rawa Panjang), Jawa Barat, Indonesia