Sabtu, 29 Mei 2010

Doa Suami istri

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ الله عَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: “لَوْ أَنَّ
أَحَدَهُمْ إِذَا
أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ
أَهْلَهُ قَالَ
بِاسْمِ اللَّهِ
اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ
وَجَنِّبْ
الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ
إِنْ يُقَدَّرْ
بَيْنَهُمَا وَلَدٌ
فِي ذَلِكَ لَمْ
يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ
أَبَدًا”
dakwatuna.com – Ibnu Abbas ra. berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Kalau salah seorang
hendak mendatangi istrinya hendaknya ia berdoa,
‘ Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkan setan dari
kami dan jahkan syetan dari apa yang Engkau
anugerahkan kepada kami. ’ Karena jika ditakdirkan
antara keduanya seorang anak tidak akan
dicelakakan oleh setan selama-lamanya. ”
Hadits ini dikeluarkan At-Thayalisi (1/302 nomor
2705), Ahmad (1/286 nomor 2597), Bukhari
(3/1196 nomor 3109), Muslim (2/1058), Abu Daud
(2/239 nomor 3109), At-Tirmidzi (3/401 nomor
1092). At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan
shahih. Juga dikeluarkan Ibnu Majah (1/618
nomor 1919) da Ibnu Hibban (3/263 nomor 983)
Al-Allamah Al-Mubarakfuri di kitabnya Tuhfazhul
Ahwadzi bisyarhi Jami ’ At-Tirmidzi mengatakan,
“Yang dimaksud dengan ‘mendatangi
keluarganya’ adalah menggauli istri atau
budaknya. Maksudnya, jika seseorang hendak
menggauli istrinya, jadi doa itu diucapkan
sebelum melakukannya. ‘Apa yang Engaku
anugerahkan kepada kami’ artinya anak dan ‘Tidak
dicelakakan setan selama-lamanya’ artinya setan
tidak bias menguasainya hingga anak itu kelak
tidak bias melakukan amal shalih.
Al-Hafizh Ibnu Hajar di Fathul Bari mengatakan,
para ulama berbeda pendapat tentang jenis celaka
yang diakibatban setan kepada anak manusia
setelah kedua suami istri itu sepakat untuk tidak
hamil. Kesepakatan itu dipicu oleh sikap mereka
terhadap hadits shahih
إِنَّ كُلَّ بَنِي
آدَمَ يَطْعَنُ
الشَّيْطَانُ فِي
بَطْنِهِ حِينَ
يُولَدُ, إِلَّا مَنْ
اِسْتَثْنَى
“Setiap anak Adam ditikam oleh setan di perutnya
saat dilahirkan selain yang dikecualikan.”
Penikaman seperti ini adalah salah satu jenis
celaka yang ditimbulkan setan. Ada juga yang
berpendapat bahwa setan akan menguasainya
agar namanya tidak diberkahi. Ada juga yang
mengatakan tidak dibinasakan. Juga ada yang
mengatakan tidak dicelakakan urusan agamanya.
Ad-Daudi berkata, yang dimaksud dengan celaka
di sini adalah tidak difitnah oleh setan dalam
agamanya hingga ia menjadi kafir. Ini tidak berarti
anak Adam terbebas dari kemaksiatan.
Hadits di atas menegaskan bahwa hubungan
suami istri tidak semata-mata persoalan
melampiaskan syahwat, akan tetapi lebih mulia
lagi terkait dengan tujuan sebuah pernikahan.
Ibrah:
1. Agar seseorang ingat akan nikmat yang Allah
anugerahkan kepadanya. Yang berupa pasangan
hidup yang karena itu seseorang mendapatkan
ketentraman dan kedamaian.
2. Agar seseorang menyadari tujuan utama
pernikahannya, yaitu demi keberlangsungan
generasi dan memperbanyak hamba-hamba
yang akan menyembah Allah.
3. Agar seseorang senantiasa ingat akan musuh
utama dalam kehidupan ini, yaitu setan yang
senantiasa menggoda dan menjerumuskan anak
cucu Adam. Bahkan sejak berada dalam
kandungan. Lalu selalu berlindung kepada Allah
dari godaan setan.
4. Agar seseorang senantiasa bertawakkal kepada
Allah setelah berusaha.
5. Agar selalu berusaha mengharapkan ridha
Allah dalam setiap perbuatan yang dilakukan, baik
ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah.
6. Anak adalah karunia Allah yang diamanahkan
kepada orang tuanya dan hendaknya ditunaikan
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kehendak
Dzat yang memberi amanah itu. Wallahu A ’lam.

Profil

Citayam (Ds: Rawa Panjang), Jawa Barat, Indonesia