Rabu, 02 Juni 2010

Do'a Berlindung Dari Hilangnya Nikmat dan Kesehatan

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya.
Satu do'a lagi yang ringkas namun penuh makna
dari kitab Riyadhus Sholihin An Nawawi, yaitu
do'a berlindung dari hilangnya nikmat dan
datangnya penyakit.
Dari 'Abdullah bin 'Umar, dia berkata, "Di antara
doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ
زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ
عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ
وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“ALLOOHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN
ZAWAALI NI'MATIK, WA TAHAWWULI
'AAFIYATIK, WA FUJAA'ATI NIQMATIK, WA
JAMII'I SAKHOTHIK ” [Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan
yang telah Engkau berikan, dari berubahnya
kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari
siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari
segala kemurkaan-Mu]. (HR. Muslim no. 2739)
Faedah dari hadits di atas:
Pertama: Yang dimaksud nikmat di sini adalah
nikmat Islam, Iman, anugerah ihsan (berbuat baik)
dan kebajikan. Jadi dalam do ’a ini kita berlindung
dari hilangnya nikmat-nikmat tersebut. Makus
hilangnya nikmat adalah nikmat tersebut hilang
dan tanpa ada penggantinya.
Kedua: Yang dimaksud dengan berubahnya
kesehatan (‘afiyah) adalah nikmat sehat tersebut
berubah menjadi sakit. Yang dimaksud dengan
‘ afiyah (sehat) di sini adalah berpindahnya nikmat
‘afiyah dari pendengaran, penglihatan dan anggota
tubuh lainnya. Jadi do’a ini kita maksudkan
meminta selalu kesehatan (tidak berubah menjadi
penyakit) pada pendengaran, penglihatan dan
anggota tubuh lainnya.
Ketiga: Yang dimaksud fuja’ah adalah datang tiba-
tiba. Sedangkan “niqmah” adalah siksa dan
murka. Dalam do’a ini berarti kita berlindung pada
Allah dari datangnya ‘adzab, siksa dan murka
Allah yang tiba-tiba.
Keempat: Dalam do’a ini, kita juga meminta pada
Allah agar terlindung dari murka-Nya yaitu segala
hal yang dapat mengantarkan pada murka Allah.
Semoga do’a ini bisa kita amalkan dan
mendapatkan berbagai anugerah.
Referensi: ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud,
Al ‘Azhim Abadi, 4/283, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah,
Beirut, tahun 1415.
Artikel www.rumaysho.com

Profil

Citayam (Ds: Rawa Panjang), Jawa Barat, Indonesia